Category Archives: Banda Aceh

Trip ke Ujung Barat Indonesia, Pulau Weh (Part 4: Sabang-Banda Aceh-KL-Jkt)

Hari ini kami akan menginap di tempat teman di Banda Aceh tetapi sebelumnya kami akan explore kota Sabang. Disaat sibuk packing tiba-tiba salah satu teman jatuh sakit, kami agak pesimis ia kuat untuk menyebrang ke Banda Aceh hari ini jadi itinerary pun diatur ulang. Kami akan berangkat ke Sabang setelah ia sedikit baikan, menginap di Sabang dan besok pagi berangkat ke Banda Aceh.

Dengan tidak enak hati kami menelepon teman di Banda Aceh dan membatalkan rencana menginap, tidak enak karena ia sudah menyiapkan makanan untuk kami, tetapi untunglah ia bisa mengerti. Sekitar pukul 1 siang, kami diantarkan ke Teupin Layeu dengan kapal melalui jalur laut, waktunya meninggalkan kota Iboih.

Spot pertama yang kami kunjungi adalah tugu KM 0 (sertifikat bisa didapatkan di warung sekitar) dan kemudian dilanjutkan dengan pantai kasih yang sudah tidak terawat lagi.
image
image
Dalam perjalanan si bapak supir menawarkan apakah kami mau melihat air terjun, tapi harus trekking sekitar 20 menit, tentu saja kami berminat. Tracknya sudah bagus, bahkan ada yang sudah disemen sehingga bisa naik motor kedalam dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 10 menit.
image
image

Perjalanan dilanjutkan ke spot untuk melihat pulau Klah dan menikmati rujak Klah yang menurutku rasanya biasa saja.
image
Persinggahan terakhir sebelum mencari hotel adalah rumah sakit Sabang untuk berobat, agar besok badannya fit untuk menyebrang. Hotel the Freddie dan Casanemo penuh, jadi kami harus cukup puas tinggal di hostel Perdana Beach, untuk mengakses pantai kita bisa masuk dari Casanemo.

Tanpa membuang waktu kami bertiga (teman yang sakit istirahat di hotel) langsung explore kota Sabang. Yang pertama adalah pantai Sumur Tiga, nama ini diberikan karena di sepanjang pantai ini terdapat 3 sumur air tawar, yang pertama letaknya berada di pantai sebelum hotel the Freddies, yang kedua ada di Freddies dan yang ketiga ada di hotel Casanemo.

Spot kedua adalah goa jepang yang posisinya dekat dengan pantai anoi hitam. dan landscape sepanjang jalan di Balohan. Sebelum pulang membeli oleh-oleh bakpia Sabang (rasanya enak), makan mie aceh & kopi …..di daerah simpang lima, rasanya enak dan pelayannya juga baik, dapat free beberapa bolu (rasanya juga enak). Untuk membeli pernak-pernik lebih murah jika beli di toko di depan pujasera Sabang, akesorisnya lucu-lucu.

Trip ke Ujung Barat Indonesia, Pulau Weh (Part 3: Iboih)

Bangun pagi malas-malasan di depan kamar, ngerumpi, ngomongin masa depan dan lain lain, turun ke Teupin Layeu sekitar jam 8 pagi untuk sarapan dan langsung snorkeling. image
image

image

Ada beberapa paket yang bisa diambil mulai dari sewa kapal antar jemput ke Rubiah (100rb-500rb), diving, atau paket snorekeling ke Rubiah (4 spot Rp 1 juta, bisa untuk 10 orang). Kami mengajak beberapa orang anggota rombongan rombongan genk vespa untuk sharing paket ini tetapi mereka kurang tertarik sehingga kami mengambil sewa kapal antar jemput saja (100rb + 40rb untuk alat snorkel 1 set). Ada baiknya ditanyakan dulu ke pihak homestay untuk paket-paket snorkeling maupun sewa kapal karena harganya bisa saja lebih murah.
image
Perjalanan 20 menit ke Rubiah cukup menyenangkan dengan pemandangan yang sangat keren, langit biru dihiasi awan putih, air laut berwarna biru kehijauan ditambah hijaunya pohon-pohonya, this is heaven.

image

Setelah menitip tas di warung di Rubiah, kami langsung nyebur. Bahkan di pinggir pantai saja kita sudah bisa menyaksikan rombongan ikan warna-warni, dengan air sejernih kristal bahkan kita bisa melihat ikan-ikan tersebut dengan berdiri. Terumbu karang disini masih mulai “tumbuh” tapi tampaknya beberapa tahun kedepan akan terlihat indah karena warna-warni karangnya sudah mulai kelihatan, sepertinya terumbu karang disini ikut mati saatTsunami terjadi.
image
image
Mengikuti jalan setapak yang ada (sekitar 15 menit) kami pindah spot snorkeling ke balik bukit pulau Rubiah, disini pantainya didominasi pasir kasar dan terdapat batu-batu besar dipinggir pantai.
image
Terumbu karang disini lebih banyak tapi spot yang pertama menurutku lebih bagus. Kami kembali ke spot pertama dan menelpon pak Nahkoda untuk menjemput dan mengitari pulau Rubiah (nambah Rp. 50rb saja).image image
Penasaran dengan spot di Teupin Layeu, kami melanjutkan snorkeling disini, viewnya lumayan bagus, banyak ikan dan terumbu karang juga tetapi banyak bulu babinya, khususnya kalau sedang surut, seperti melihat hamparan bulu babi dan seolah-olah begitu dekat dengan kulit, creepy.
image

Setelah dinner dan snorkeling seharian, saatnya ketemu kasur untuk istirahat karena esok kegiatan kami masih banyak.

Trip ke Ujung Barat Indonesia, Pulau Weh (Part 1: "Transit" di Kuala Lumpur)

Hampir semua orang sudah tahu akan keindahan tempat ini, walaupun sempat terkena musibah Tsunami beberapa tahun lalu keindahannya tidak luntur. Untuk mencapai tempat ini kami harus terbang ke Kuala Lumpur terlebih dahulu baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh (demi tiket murah). Sebenarnya dari Jakarta bisa saja langsung ke Banda Aceh tetapi harganya cukup mahal (satu kali jalan hampir sama dengan 4x penerbangan kami, jadi untuk travel murah ke negeri sendiri harus terbang dari negara lain.

image

Karena schedule yang terlalu mepet antara penerbangan JKT-KL dan KL-Aceh kami harus menginap 1 malam di KL, kebetulan trip ini merupakan trip pertama keluar negeri salah satu teman, jadi kami akan “mengantarkan” dia muter-muter at least ke iconnya negara KL. Airasia mendarat di KLIA Kuala Lumpur sekitar jam 14.00 dan dengan KL Express  kami  langsung menuju hostel, the Explorer (sekitar 30 menit,RM 35). image
KL Express hanya mengantarkan kami sampai KL Central, dari sini  kita melanjutkan dengan LRT menuju Pasar Seni (sekitar 5 menit, RM 1).image
Berbeda dengan KL Express yang pembelian tiketnya di bagian ticketing, untuk LRT kita harus membeli di ticket machine, jadi siapkan uang kecil ya. Sebenarnya di customer service kita bisa menukar uang kecil tetapi waktu kami ingin menukar si customer service tidak mau menolong karena mengira uang Rp. 50.000 kami adalah uang kecil Ringgit (kayanya ia sempat melihat di dompet saat Siska mengeluarkan uang RM 100). Walau sudah dijelaskan ia tetap ngotot, sudahlah tidak adanya argue lama-lama.
image
Dari Pasar Seni kita berjalan sekitar 10 menit untuk sampai ke hostel dan seteah  check in, kami langsung  menuju China Town untuk makan  dan window shopping dengan berjalan kaki.image image
Setelah perut kenyang kami naik LRT ke Twin Tower sekedar untuk photo-photo dan window shopping dan tempat ini akan menjadi spot terakhir hari ini karena hari sudah malam. Besok akan dilanjutkan ke Mesjid Jameek & Central Market sebelum berangkat ke airport.
image
image